Rabu, 03 Juli 2013

KONJUNGTIVITIS

KONJUNGTIVITIS



Radang konjungtiva atau yang sering disebut dengan konjungtivitis, biasanya ditandai dengan mata merah.
perlu diidentifikasi apakah merahnya disebabkan oleh perdarahan subkonjungtiva atau karena pelebaran pembuluh darah subkonjungtiva.

  • Gejala konjungtivitis
  1. Injeksi konjungtiva : biasanya karena pelebaran arteri konjungtiva posterior, dengan gambaran klinis pembuluh darah berkelok, konjungtiva merah dari bulbi menuju kornea dan ikut bergerak jika konjungtiva bulbi digerakan.
  2. Folikel : tonjolan pada konjungtiva, besarny +- 1 mm, landai, licin dan berwarna abu - abu kemerahan. dibawah folikel terdapat cairan keruh
  3. Papil Raksasa ( Cobble stone ) : seperti kerikil, berbentuk poligonal dan biasanya tampak pada bagian tarsus posterior
  4. Flikten : tonjolan berupa sel - sel radang kronik dibawah epitel konjungtiva atau kornea. warna keputihan, padat dan permukaan tidak rata. paling sering di limbus
  5. Membran / Pseudomembran : Masa putih padat yang menutupi konjungtiva. paling sering di konjungtiva tarsal. jika berupa endapan sekret dan muda diangkat masa disebut Pseusomembran. dan jika berupa koagulasi dan sulit diangkat disebut membran.
  6. Sikatriks : Sikatriks yang khas untuk Trakhoma berupa garis - garis putih halus pada konjungtiva tarsal posterior.

Klasifikasi Konjungtivitis

  1. Konjungtivitis berdasarkan penyebab
    • Konjungtivitis Bakteri
    • Konjungtivitis Virus
    • Konjungtivitis Klamidia
    • Konjungtivitis Alergi
     2.  Konjungtivitis Berdasarkan Gambaran Klinis
    • Konjungtivitis Kataral
    • Konjungtivitis Purulen. Mukopurulen
    • Konjungtivitis Membran
    • Konjungtivitis Folikular ( termasuk Trakhoma )
    • Konjungtivitis Vernal
    • Konjungtivitis Flikten

  • Konjungtivitis Kataral
    • Gambaran klinis adalah Injeksi konjungtiva dan hiperemi konjungtiva tarsal tanpa folikel, tanpa cobble-stone dan tanpa flikten
    • pada konjungtiva kataral dapat berbentuk sekret serus, mukus atau muko-purulen tergantung penyebabnya
    • dapat menyertai Blefaritis atau obstruksi duktus nasolakrimal
    • apabila ada sekret maka dibuat sediaan langsung untuk mengetahui penyebabnya.
    • penyebab : bakteri stafilokokus aureus, pneumokok, diplobasil morax axenfeld dan basil koch weeks ( sekret Mukopurulen ), virus Morbili dan herpes zoster oftalmik.
    • pengobatan : bakteri  - antibiotik tetrasiklin, kloromistin dll dan sulfosetamid. jika sekret banyak dapat diberi tetes mata. Virus - sulfasetamid / obat antivirus seperti IDU untuk infeksi herpes simplex
  • Konjungtivitis Purulen, Mukopurulen
    • Gambaran klinis : konjungtiva tarsal hiperemi spt pada konjungtivitis Kataral.
    • konjungtivitis purulen ditandai sekret purulen spt nanah, kadang disertai pseudomembran sbg massa putih dikonjungtiva tarsal.
    • pada orang dewasa biasanya disebabkan oleh bakteri gonokok
    • pada bayi, terutama dibawah 2 minggu apabila ditemukan konjungtivitis maka perlu dipikiran 2 kemungkinan penyebab, yaitu gol neiseria ( gonokok atau meningokok ) dan gol klamidia ( klamidia oculogenital )
    • diperlukan sediaan hapus untuk mengetahui penyebab
    • konjungtivitis karena klamidia tidak menimbulkan komplikasi, sedangkan konjungtivitis gonokok menimbulkan komplikas ulkus kornea hinggan perforasi kornea yang dapat mengakibatkan hilangnya fungsi mata
    • pada bayi, untuk profilaksis dapat diberikan salep mata antibiotik gol penisilin
    • pengobatan :
      • penderita harus dirawat diruang isolasi
      • mata harus selalu dibersihkan dari sekret sebelum pengobatan
      • setiap 15 - 30 menit diberikan salep mata penisilin. apabila keadaan radang sudah tenang, diberikan tiap jam
      • selain itu diberikan injeksi penisilin atau tetrasiklin (resisten penisilin) sesuai umur
    • Prognosis : jika tidak ada komplikasi dapat sembuh dalam 5 hari.

  • Konjungtivitis Membran
    • ditandai berupa membran/ selaput massa putih pada konjungtiva tarsal dan kandang - kadang menutupi konjungtiva bulbi
    • konjungtivitis membran dapat disebabkan oleh bakteri streptokokus hemolitik dan difteria
    • pada syndrome stevens johnson dapat disertai juga konjungtivitis membran
    • konjungtivitis pseudomembran biasa disebabkan oleh infeksi hiperakut seperti pneumokok
    • pengobatan :
      • streptokok B hemolitik diberikan antibiotik yang sensitif
      • difteria diberikan salep mata penisilin tiap jam dan injeksi penisilin sesuai umur. dewasa 1,2 juta unit selama 2 hari, anak - anak 50.000 unit / kgbb
      • untuk cegah gangguan jantung karena difteria perlu diberikan antitoksin difteria 20.000 unit selama 2 hari
      • pada syndrome stevens johnson perlu diberikan air mata buatan setiap jam dan antibiotik sesuai kebutuhan

  • Konjungtivitis Folikular
    • dikenal beberapa jenis, yaitu konjungtivitis Viral, Klamidia, folikular toxic dan folikular yang tidak diketahui penyebabya
    • TRAKHOMA termasuk salah satu jenis Konjungtivitis folikular
    • Konjungtivitis Folikular akut meliputi :
      • keratokonjungtivitis epidemi
      • demam faringo konjungtiva
      • konjungtivis hemoragik akut
      • konjungtivitis new castle
      • inclusion konjungtivitis
    • pada konjungtivitis folikular toxic lebih sering tanda radang tidak akut.
  • Konjungtivitis Vernal
    • paling banyak ditemukan pada usia 5 - 25 tahun. > 25 tahun kemungkinan konjungtivitis atopik
    • gejala subjektif yang menonjol adalah rasa gatal dimata, terutama bila berada dilapangan terbuka atau terkena terik matahari
    • pada pemeriksaan ditemukan konjungtivitis dengan tanda khas Cobble-stone di konjungtiva tarsal superior
    • sekret mata mukoid, mukopurulen jika infeksi sekunder
    • pada sediaan keroka konjungtiva dengan pewarnaan giemsa didapatkan banyak sel eosinofil
    • komplikasi : keratitis kornea dan ulkus kornea
    • pengobatan : kortikosteroid tetes atau salep mata. jika terdapat ulkus mata kontraindikasi steroid, ulkus diobati dengan antibiotik dan antiradang non steroid.

  • Konjungtivitis Flikten
    • paling banyak terdapat pada anak - anak
    • penyakit lain yang dihubungkan dengan konjungtivitis flikten adalah TBC paru dan helmintiasis
    • gejala pada mata ialah Flikten pada limbus, konjungtiva bulbi, konjungtiva tarsal dan kornea. apabila flikten pada kornea bisa mengakibatkan gangguan penglihatan
    • jika peradangan berat maka dapat terjadi lakrimasi yang terus menerus sampai berakibat ekserna kulit
    • keluhan lain seperti silau dan mata berpasir
    • bakteri basil koch weeks dan stafilokok penyebab infeksi sekunder/ apabila ada sekret maka perlu diperiksa dengan pewarnaan gram
    • Pengobatan :
      • cari penyebab primer dan obati
      • tetes / salep mata kortikosteroid lokal ( perhatikan ES dan KI )
      • perbaiki keadaan umum anak
      • pengobatan yang baik sembuh dalam 1 minggu dan tidak berbekas kecuali flikten di limbus dan kornea



Sumber : Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia.  2002. Ilmu Penyakit Mata.Jakarta: CV.Sagung Seto.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar