Sabtu, 06 Juli 2013

TRAKHOMA

TRAKHOMA

  • Definisi : suatu bentuk konjungtivitis folikular kronik yang disebabkan oleh chlamydia trachomatis

  • Epidemiologi : penyakit ini dapat mengenai segala umur tapi lebih banyak ditemukan pada orang muda dan anak - anak. daerah yang paling banyak terkena adalah di semenanjung balkan dan daerah dengan higiens yang kurang. Ras yang banyak terkena adalah yahudi, aborigin dan indian amerika

  • Cara penularan penyakit melalui kontak langsung dengan sekret penderita trakhoma atau melalui alat - alat kebutuhan sehari - hari

  • masa inkubasi rata - rata 7 hari ( berkisar 5 - 14 hari )

  • pemeriksaan penunjang : 
    • secara histopatologik pada pemeriksaan kerokan konjungtivitis dengan pewarnaan giemsa, terlihat reaksi sel - sel polimorfonuklear. sel plasma, sel leber dan sel folukel dapat juga ditemukan
    • Sel leber menyokong suatu diagnosis Trakhoma, tetapi sel Limfoblas adalah tanda diagnostik yang penting bagi Trakhoma
    • Terdapat badan inklusi Halber statter-prowazeck didalan sel epitel konjungtiva yang bersifat basofil

  • Tanda dan gejala : 
    • fotofobia
    • gatal
    • berair
    • eksudasi
    • edema palpebra
    • kemosis konjungtiva bulbaris
    • hipertrofi papil

  • Menurut Mac Callan, penyakit ini berjalan melalui 4 stadium :
    • Stadium 1 ( Stadium insipien/hiperplasi limfoid ) 
      • hipertrofi papil dengan folikel kecil pada konjungtiva tarsus superior, yang memperlihatkan penebalan dan kongesti pada pembuluh darah konjungtiva
      • Sekret sedikit dan jernih bila tidak ada infeksi sekunder
      • dapat ditemukan neovaskularisasi dan keratitis epitelial ringan
    • Stadium 2 ( Stadium Established )
      • Hipertrofi papilar dan folikel matur berwarna lebih abu - abu pada konjungtiva tarsal superior
      • dapat ditemukan pannus trakhoma yang jelas
      • pannus adalah pembuluh darah yang terletak didaerah limbus atas dengan infiltrat
    • Stadium 3 ( Stadium Parut )
      • terdapat parut pada konjungtiva tarsus superior yang terlihat sebagai garis putih yang halus sejajar dengan margo palpebra
      • parut folikel pada limbus kornea disebut cekungan Herbert
      • gambaran papil mulai berkurang
      • pannus pada kornea lebih nyata
      • terlihat trikiasis sebagai penyulit
    • Stadium 4 ( Stadium Sembuh )
      • pembentukan parut yang sempurna menyebabkan perubahan bentuk pada tarsus yang dapat menyebabkan enteropion ( tepi kelopak mata atas melengkung kedalam akibat sikatrik ) dan trikiasis
      • folikel tidak ditemukan
      • pannus dikornea bagian atas tidak aktif


  • Diagnosis Banding : Konjungtivitis inklusi

  • Tatalaksana :
    • Tetrasiklin 1 - 1,5 gr/hari peroral, diberikan dalam 4 dosis selama 3 - 4 minggu
    • doxycyclin 100 mg peroral 2x sehari selama 3 minggu atau eritromisin 1g/hari peroral dibagi 4 dosis selama 3 - 4 minggu
    • pencegahan : higien yang baik, makan makanan bergizi

  • Komplikasi : 
    • enteropion
    • trikiasis
    • simblefaron
    • kekeruhan kornea
    • xerosis/ keratitis sika
Note : maaf kalo scannya kurang jelas, soalny scan pake tab*

Sumber :  Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia.  2002. Ilmu Penyakit Mata.Jakarta: CV.Sagung Seto.

Fakultas kedokteran universitas indonesia. 2013. ilmu penyakit mata. jakarta : badan penerbit FK UI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar